Dominasi STARLINK Tidak Sekedar Mengancam ISP Satelit Nasional! Tapi Juga Global?

29 Mei 2024, 19:43 WIB
Dominasi STARLINK Tidak Sekedar Mengancam ISP Satelit Nasional /Ilustrasi /Rakyat Papua.com

RAKYAT PAPUA - Satelit konstelasi di orbit rendah (LEO) itu bukan sekedar skala regional, tapi memang harus sekalian global.

Tentunya posisi satelitnya tidak bisa statis relatif terhadap lokasi di bumi. Mereka terus bergerak mengelilingi bumi pada kecepatan orbit (orbital speed).

 "Starlink atau ISP satelit orbit rendah (LEO) lain yang ingin memberikan servis internet 24/7 ya harus membuat konstelasi satelit dalam jumlah besar yang bisa terus menerus memberikan cakupan sinyal internet pada setiap titik layanan".

Baca Juga: Starlink Berbahaya Bagi Indonesia Dan Papua Pendalaman

Satelitnya boleh bergerak cepat mengorbit bumi, tapi harus terus ada satelit yang saling berotasi menggantikan transmisi sinyal koneksi kepada pelanggan.

"Stasiun bumi (ground station) secara merata yang menjadi tulang punggung koneksi satelit dengan jaringan internet bumi. Selain itu interkoneksi antar satelit via laser juga dibuat untuk melewati area yang tidak tersedia ground station atau jaringan ground station-nya relatif lambat".

Negara-negara lokasi ground station ini bisa digunakan sebagai daya tawar Starlink atau ISP satelit sejenis untuk membuka layanan di market lokasi tersebut. Semakin banyak ground station, kecepatan koneksi internet semakin tinggi dan latency semakin rendah.

"Tidak hanya itu saja, satelit Starlink dan ground stationnya bisa terus diupgrade secara kontinyu dan iteratif dengan cepat tanpa mengganggu sinyal pelanggan karena saking banyaknya".

 

Beda dengan ISP satelit konvensional yang masih menggunakan orbit Geostasioner (GEO) yang posisinya relatif statis di lokasi negara target marketnya. Mengoperasikan satelit ini juga hanya segelintir unit yang mahal karena sangat custom dengan biaya luncur per kg-nya tinggi. 

"Kapasitas satelitnya pun juga terbatas sesuai spesifikasi througput unitnya. Meluncurkan satelit di orbit tersebut juga memiliki resiko tinggi karena jauh dan harus akurat sesuai rencana".

Jika tidak akurat, maka manuver reposisi akan memakan bahan bakar yang harusnya dibutuhkan untuk mempertahankan posisi orbit (station keeping).

Editor: Amin Momiage

Sumber: Facebook Starlink Indonesia

Tags

Terkini

Terpopuler